Melihat Kiprah YPKGM, Wakil Lumajang dalam Poverty Award 2009 (Reportase Radar Jember)


Mengatasi kemiskinan bukan menjadi tanggung jawab pemerintah. Peran lembaga non government punya andil besar dalam upaya pengentasan kemiskinan tersebut. Seperti yang dilakukan Yayasan Pengembangan Kreativitas Generasi Muda (YPKGM). Lembaga tersebut dipercaya mewakili Lumajang dalam ajang Poverty Award 2009. Kondisi rumah yang berada di Jalan Arjuna Nomor 35F itu tidak terlalu besar. Di halaman rumah bercat putih tersebut, ada padepokan kecil yang dibangun dari penyangga kayu dan asbes pengganti ilalang sebagai atapnya. Terlihat sejuk dan asri.

Sekitar rumah banyak ditumbuhi berbagai macam bunga. Di rumah itulah, para aktivis YPGM mengolah dan mengembangkan kreativitasnya. Para aktivis YPGM menyebut rumah tersebut sebagai rumah kreatif.
Maklum, selain menelurkan ide-ide segar untuk memberikan pendampingan terhadap program pengentasan kemiskinan, di rumah tersebut juga tersedia perpustakaan dan fasilitas internet yang kesemuanya gratis.
Rak-rak buku mengitari sisi bagian selatan dan sisi barat di ruangan depan rumah kreatif tersebut. "Koleksi perpustakaan memang lebih banyak menyediakan buku-buku tentang pertanian," ujar Hendro Iswahyudi, ketua YPKGM. Namun, bukan berarti buku bacaan umum dan anak-anak tidak tersedia. Untuk menunjang kegiatan, dua unit komputer dengan akses internet juga tersedia.

Di rumah tersebut ada ruangan untuk tempat produksi produk-produk pertanian, seperti kopi organik semeru dan keripik jahe watu kloset. Dua produk tersebut salah satu produk yang dimunculkan oleh YPGM dan telah dipasarkan hingga luar kota seperti Jogjakarta dan Bali.
Hendro Iswahyudi mengatakan, YPKGM sudah memulai kiprahnya sejak dua dekade lalu. Dari awal, YPKGM berkiprah dalam pemberdayaan masyarakat petani di kawasan lereng Semeru melalui Program Pertanian Berkelanjutan (PB).

Awalnya, kata Hendro, YPKGM fokus dalam mengelola dan mengembangkan komoditas kopi dan pisang dalam mendukung kemandirian wirausaha tani. Kelompoknya memfasilitasi Paguyuban Petani Pusung Kejen (P3K) dalam program sertifikasi kopi organik bekerja sama dengan LeSOS-Bio Inspecta hingga meraih sertifikat. "Kami bersyukur dua hal tersebut terpenuhi," ujarnya bangga.
Selanjutnya, YPKGM tidak pernah berhenti melangkah untuk mendampingi petani agar bisa mandiri dan sejahtera secara bersama-sama. Hingga sekarang, YPKGM mempunyai 50 kelompok tani binaan. "Hanya, yang aktif 36 kelompok," jelasnya.

Dia mengakui, kelompok-kelompok tani yang mendapatkan pendampingan dari YPKGM terbanyak adalah para petani di lereng Semeru. Pihaknya, kata Hendro, tidak hanya melakukan pendampingan yang sifatnya pasif, namun memberikan pelatihan pra dan pasca produksi, hingga membuka pasar produk-produk pertanian petani binaannya..
Dari kelompok-kelompok tersebut, mereka terus berusaha untuk mengubah perilaku para petani dari buruh tani menjadi seorang entrepreneurship alias wirausaha. Alasannya, jika petani hanya menjadi buruh tani, kesejahteraan mereka akan sulit tercapai.

Untuk mengubah perilaku tersebut, lanjut Hendro, dibutuhkan waktu lama dan pendampingan secara terus-menerus. "Masyarakat petani akan sulit mengubah perilakunya jika kita tidak memberikan contoh terlebih dahulu. Baru setelah kita memberikan bukti, mereka mau ikut," paparnya.
Konsistensi, dari kaca mata Hendro, menjadi kunci eksistensi aktivitas YPKGM. Hingga akhirnya, kelompoknya mendapatkan pengakuan dari kelompok-kelompok tani lainnya. Bahkan, kemarin, empat kelompok tani dari Kabupaten Flores dan Kabupaten Timur Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur belajar ke rumah kreatif YPKGM.


Mereka belajar tentang teknik processing, packing dan pemasaran produk pertanian. Maria Beribe, salah satu kelompok petani yang bertandang ke YPKGM mengatakan, pihaknya sangat tertarik belajar ke YPKGM karena mereka mampu mengemas produk pertanian dengan baik.
"Mereka mendorong petani untuk mandiri. Kebetulan, kami baru bareng-bareng menggelar produk kami di Bondowoso (10-12 Agustus 2009)," ujarnya. Sepulang dari Bondowoso tersebut, sekitar 20 orang dari empat kelompok tani dari NTT mampir dulu di YPKGM.

Tak hanya menjadi tempat belajar bagi kelompok tani luar daerah, YPGKM juga menjadi satu-satunya lembaga non government yang dipercaya pemerintah untuk mewakili Lumajang dalam ajang Poverty Award 2009 yang diselenggarakan Pemprov Jatim. Ajang penghargaan bagi lembaga pengentasan kemiskinan, menurut rencana, akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini (*)

Rumah Kreatif & TBM Arjuna Mendukung Pengembangan Pusat Pelatihan Pasca Panen Berbasis Ekowisata

Kecil itu indah. Small is beautifull. Sukses tidak selalu berpenampilan besar dan hebat, tetapi bisa juga diawali oleh hal-hal yang kecil dan sepele. Paradigma demikian menjadi motivasi bagi penggiat dan pekerja sosial yang senantiasa berkutat untuk mengemban misi mencerdaskan dan meningkatkan kualitas manusia. Tema-tema seperti pengangguran, keterpurukan, kegagalan bekerja dan semacamnya itu menjadi input bagi sekelompok pekerja sosial yang bermarkas persis di belakang Kantor Kejaksaan Lumajang itu.

Sebuah rumah yang cukup mewakili keberadaan misi sosial tersebut menjadi pintu masuk bagi segala kesuntukan kehidupan. Rumah yang digagas sebagai ‘kawah candradimuka’ ini menawarkan solusi sederhana tetapi tepat yang dikemas dalam perpaduan pusat informasi & pelatihan dan rekreasi wisata. Rumah ini memang terbuka untuk umum, khususnya bagi mereka yang ingin memperluas cakrawala berpikirnya dan ingin mengembangkan bisnisnya untuk menjadi manusia yang mandiri dengan berbagai ketrampilan yang dimilikinya.

Pengunjung bukan hanya disuguhi dengan secangkir kopi robusta produk lokal yang alami tetapi bisa praktik langsung untuk belajar bagaimana meracik kopi dan lebih penting lagi adalah belajar memproduksi kopi kemasan sampai siap jual di pasaran. Kopi hanya salah satu komoditas itu, disamping prosesing sejumlah tumbuhan toga yang bermanfaat bagi kesehatan. Pengunjung akan dibimbing oleh beberapa orang tutor yang berpengalaman di bidangnya.

Inilah pabrik mini yang memadukan konsep wisata dan bisnis, di dalamnya pengunjung akan memperoleh sejumlah keuntungan dan informasi berharga. Disamping pelatihan-pelatihan, pabrik mini juga dilengkapi dengan akses internet seluas-luasnya dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM Arjuna) yang dilengkapi dengan ratusan judul buku untuk semua kalangan masyarakat.

Rumah ini juga menjadi tempat transit yang nyaman bagi pengunjung sebelum melanjutkan rute wisatanya ke tempat-tempat yang lebih eksotik dan romantis seperti ke Watu Klosot

Watu Klosot merupakan kawasan wisata yang memiliki mata air yang oleh umat tertentu dianggap suci. Mata air itu keluar dari celah bebatuan yang dialirkan melalui sebatang bambu dan memancar jatuh ke bawah, ke balik semak-semak belukar. Air ini suci dalam arti bisa diminum secara langsung baik dengan menampungnya melalui cangkir maupun dengan menengadahkan mulut dan meminumya dari saluran bambu. Keunikan tempat ini salah satunya adalah deretan batu-batu besar yang merupakan sisa-sisa banjir Gunung Semeru. Batu-batu itu membujur dengan indahnya membentuk berbagai tiruan benda-benda yang kita kenal sehari-hari. Ada salah satu batu yang saking besarnya dan bentuknya menyerupai perahu sehingga dinamakan batu perahu. Dan di antara deretan batu-batu itu terdapat sejalur jalan berkelok-kelok menciptakan pemandangan tersendiri.

Berdiri di atas batu besar kemudian pandangan di arahkan nun jauh ke sana, ke Gunung Semeru yang menjulang tinggi dihempas angin pegunungan yang sejuk dan menggigit tulang akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan sepanjang hidup. Ada salah satu batu yang persis terletak dengan gagahnya di atas tebing. Ini menjadi sudut yang sangat dinikmati pengunjung, sudut ini biasa disebut sebagai relung meditasi. Orang-orang yang berkunjung ke sana biasanya menyempatkan diri untuk merenung sejenak, mencari kedamaian hati dengan duduk sambil mendekapkan tangan di depan dada.

Di bawah sana merupakan kawasan cagar alam yang luas membentang. Jika sedang beruntung kita akan melihat elang Jawa, burung yang sangat langka bersiul-siul di angkasa. Elang itu kadang mendekat dan hinggap di ranting-ranting pohon. Keberadaan burung yang dilindungi ini sudah semakin menyusut, sehingga perlu ada upaya intensif untuk melestarikannya. Lebih langka lagi adalah keberadaan harimau Jawa yang diduga masih ada sisa-sisanya dan berkeliaran di lereng-lereng Gunung Semeru. Penduduk setempat sering melihatnya melintasi jalan setapak sebelum menghilang ke dalam hutan.

Menarik Bukan, jadi tidaklah salah jika TBM Arjuna turut berpartisipasi dalam mensosialisasikan program ini...Bagaimana menurut anda ?!?!

Resensi Novel : Perempuan Berkalung Sorban


Ini adalah sebuah kisah Berdasarkan Novel karya Abidah El Khalieqy, Kisah pengorbanan seorang perempuan Seorang anak kyai Salafiah sekaligus seorang ibu dan isteri. Annisa (23th), seorang perempuan dengan pendirian kuat. Cantik dan cerdas. Annisa hidup dalam lingkungan keluarga kyai di pesantren Salafiah putri Al Huda Jombang, Jawa Timur.
Pesantren Salafiah putri Al Huda adalah pesantren kolot dan kaku. Baginya ilmu sejati dan benar hanyalah Quran, Hadist dan Sunnah. Ilmu lain yang diperoleh dari buku-buku apalagi buku modern dianggap menyimpang. Karena itu para santri, termasuk Annisa, dilarang membaca buku-buku tersebut.


Dalam pesantren Salafiah putri Al Huda diajarkan bagaimana menjadi seorang perempuan muslim. Seorang muslimah yang baik menurut Islam adalah, tidak diperbolehkan membantah suami; Haram meminta cerai suami; selalu ikhlas menerima kekurangan dan kelebihan suami, termasuk jika suami berkehendak melakukan poligami; Tidak boleh berkata lebih keras dari suaminya, sekalipun dalam menyatakan ketidaksetujuan; Tidak boleh mengulur-ulur waktu bahkan menolak ketika suami mengajak berjimak; Ikhlas menerima pembagian waris sekalipun hanya ¼ bagian. (lebih kecil daripada bagian laki-laki).
Pelajaran itu membuat Annisa beranggapan bahwa Islam sangat membela laki-laki. Islam meletakkan perempuan sangat lemah dan tidak seimbang. Sejak kecil Annisa selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari Kyai. Dua orang kakaknya boleh belajar berkuda, sementara Annisa tidak boleh hanya karena dirinya perempuan.

‘Bagaimana dengan Hindun Binti Athaba?’ Tanya Annisa kepada ayahnya. ‘Beliau perempuan, seorang panglima. Lalu Fatima Azahra, putri Rosul, malah memimpin perang.’ Tapi protes Annisa selalu dianggap rengekan anak kecil. Annisa juga sering memprotes, ketika Ustadz Ali mengajarkan kitab Ahlkaqul Nisaa, Bulughul Maram dan Bidayatul Mujtahid, yang membahas hak dan kewajiban perempuan dihadapan suami yang dirasa tidak adil bagi Annisa. ‘Apa hukuman buat suami yang minta cerai,. Padahal sang isteri kekeuh mempertahankan rumah tangga?’ Tanya Annisa kepada Ustadz Ali. ‘Lalu bagaimana jika suami yang mengulur-ulur waktu atau menolak ketika sang isteri mengajak berjimak? Apa hukuman buat suami?’


Lagi-lagi protes Annisa hanya dianggap sambil lalu. Annisa selalu merasa dirinya berada dalam situasi yang salah. Hanya Khudori, paman dari pihak Ibu, yang selalu menemani Annisa. Menghiburnya sekaligus menyajikan ‘dunia’ yang lain bagi Annisa. Khudori selalu menjadi tambatan, curahan perasaan Annisa ketika dirinya diperlakukan tidak adil oleh keluarganya. Diam-diam Annisa menaruh hati kepada Khudori. Tapi cinta itu tidak terbalas karena Khudori menyadari dirinya masih ada hubungan dekat dengan keluarga Kyai Hanan, sekalipun bukan sedarah. Khudori juga menyadari selisih umur yang terpaut jauh dengan Annisa. Hal itu membuat Khudori selalu membunuh cintanya demi menjaga stabilitas pesantren. Sampai akhirnya Khudori melanjutkan sekolah ke Kairo.

Khudori selalu menekankan ke Annisa untuk belajar. Kalau perlu sampai ke luar negeri. Khudori yang membawa apemikiran Annisa kearah keterbukaan wawasan, hingga secara diam-diam Annisa mencoba mendaftarkan kuliah ke jogja dan keterima. Tapi kenyataan berkata lain. Kyai Hanan tidak mengijinkan Annisa melanjutkan kuliah ke Jogja, dengan alasan bisa menimbulkan fitnah, ketika seorang perempuan belum menikah berada sendirian jauh orang tua. Annisa merengek dan protes dengan alasan ayahnya.

Akhirnya Annisa malah dinikahkan dengan Samsudin, seorang anak Kyai dari pesantren Salaf terbesar di Jombang. Pernikahan itu dimaksudnya juga sebagai pernikahan dua pesantren Salafiah yang mana nantinya akan menjadi pesantren besar di kota Jombang seperti Tebu Ireng. Sekalipun hati Annisa berontak, tapi pernikahan itu dilangsungkan juga demi kelangsungan keluarga dan pesantren Al Huda.
Dalam mengarungi rumah tangga bersama Samsudin. Annisa selalu menadapatkan perlakuan kasar dari samsudin. Samsudin adalah tipe seorang laki-laki pengidap kelainan psikologis. Seorang lelaki possesif, kasar. Tapi ketika Annisa berniat meninggalkannya, Samsudin akan berubah menjadi lelaki rapuh yang merengek-rengek sambil bersujud meminta ampun kepada Annisa. Biduk keluarga Annisa berlangsung bagai neraka. Tubuh Annisa yang semula segar bercahaya, menjadi suram. Apalagi dalam 2 tahun pernikahan, Annisa tidak dikaruniai anak. Keluarga Samsudin semakin memandang buruk Annisa dan samsudin. Sampai kemudian Annisa harus menhadapi kenyataan Samsudin menikah lagi dengan seorang janda bernama Kalsum. Seorang perempuan lebih tua, cantik dan bisa mempunyai anak. Harapan untuk menjadi perempuan muslimah yang mandiri bagi Annisa seketika runtuh. Annisa berada dalam pusaran gelombang panas yang tidak memiliki harapan untuk keluar.

Dalam keputusasaaan itu, Khudori pulang dari Kairo. Annisa seperti mendapatkan harapan. Tapi Khudori bukan seorang anak Kyai seperti Samsudin. Apalah arti seorang Khudori bagi keselamatan Annisa. Tapi Annisa tidak peduli. Dia tumpahkan keluh kesah ke Khudori. Annisa meminta Khudori membawanya pergi. Annisa rela dianggap anak durhaka asal dirinya bisa keluar dari kemelut keluarganya. Tapi Khudori bukan lelaki gegabah. Khudori mencoba meredam ‘bara’ Annisa. Dalam kegusarannya itu, Khudori memeluk Annisa. Sebuah pelukan hangat seorang paman kepada keponakannya yang sedang resah. Tapi tiba-tiba, Samsudin datang dan memergoki kedunya. Samsudin berteriak ‘Zinah! Rajam! Rajam!’ yang kemudian membawa Annisa dan Khudori kedalam kemelut fitnah. Annisa tidak bisa berbuat apa-apa karena orang-orang sudah terlanjur terbakar emosi fitnah. Kejadian itu membuat Kyai Hanan malu dan sakit hingga kemudian meninggal. Khudori diusir dari kelangan keluarga pesantren Al Huda, sementara Annisa pergi ke jogja untuk melanjutkan niatannya sekolah. Pesantren Al Huda diserahkan kepada Reza, kakak Annisa untuk dikelola. Akibat peristiwa itu, hubungan keluarga Samsudin dan Annisa menjadi buruk. Tapi Reza mencoba memperbaiki hubungan silaturahmi dengan keluarga Samsudin demi kepentingan pesantren. Hal itu membuat hubungan Reza dan Annisa renggang. Dimata Reza, Annisa seorang perusak stabilitas keluarga. Perilaku Annisa buka cerminan anak kyai yang baik. Sementara itu Annisa berkembang sebagai muslimah dengan wawasan dan pergaulan yang luas. Lewat studinya sebagai penulis, Annisa banyak menyerap ilmu tentang filsafat modern dan pandangan orang barat terhadap Islam. Banyak buku sudah dihasilkan dari Annisa yang memotret hak perempuan dalam Islam.


Dalam kiprahnya itu, Annisa dipertemukan lagi dengan Khudori. Keduanya masih sama-sama mencintai. Namun Annisa masih dalam trauma pernikahan. Tapi Khudori adalah lelaki dewasa yang bisa mengerti kondisi Annisa. Akhirnya keduanya menikah meski sebetulnya pernikahan itu membuat hubungan Annisa dan keluarganya semakin jauh. Oleh Khudori Annisa disarankan untuk pulang. Annisa tidak mau karena dirinya sudah merasa diusir dari rumah itu. ‘Sebenarnya tidak ada yang mengusir kamu. Kamu yang selalu merasa terusir oleh kami.’ Begitu Ibunya selalu bilang kepada Annisa. Bagi Annisa Ibu adalah figure yang lemah. Tidak berdaya dihadapan ayahnya. Ibu bukan seorang yang bisa dijadikan teladan bagi Annisa. Tapi kemudian Annisa sadar bahwa untuk menciptakan lingkungan nyaman, seseorangan harus mengubah dirinya menjadi nyaman. Dan itu yang dilakukan oleh Ibu, yang biasa dipanggil Nyai. Rasa diam ibu, yang dianggap Annisa sikap lemah dan tak berdaya, sebenarnya adalah sikap toleran dan pengertian demi lingkungan stabil yang dia perjuangkan.


Akhirnya Annisa pulang dan sujud dihadapan ibunya. Kata maaf dari Annisa bukan ditujukan untuk suatu kesalahan. Tapi sebuah sujud rasa bakti kepada orang tua. Dalam kata maaf itu, Annisa berjanji untuk terus berjuang menjadi yang terbaik. Menjadi muslimah sebagaimana yang Ayah dan Ibunya inginkan ….
Sumber : Sinapsis Film dengan Judul Yang Sama Oleh Hanung Bramantyo dan Ginatri S Noer

Resensi Buku : Google is My Salesman, Mengubah Mesin Pencari Menjadi Mesin Penjual Paling Produktif

Penulis : Bob Julius Onggo
Penerbit : Sygma Tahun 2008
Jumlah halaman : 198
Buku Digital : Rp 19,500.00
Buku Cetak : Rp 33,150.00

Adakah salesman yang tidak digaji?, Berapa gaji salesman atau top producer di perusahaan Anda? Berapa komisi mereka sebulan, setahun?, Tetapi coba bayangkan Anda memiliki salesman top, wiraniaga penjualan yg berproduktif tanpa Anda harus gaji!
, Ah masa, Hare gene, ada salesman yang tidak digaji!!!

Google dan/atau Yahoo serta top situs pencari lainnya dapat menjadi salesman Anda dan TANPA harus digaji, namun itu semua jika Anda tahu bagaimana “memperalat” mereka untuk mencari pelanggan Anda entah di pasar Indonesia, pasar regional maupun pasar internasional.
  • Lihat bagaimana calon buyers Anda mudah mencari produk yang Anda jual?
  • Simak juga bagaimana Google dan/atau Yahoo dapat menjadi MESIN IKLAN yang terus mendatangkan konsumen dan UANG ke saku Anda!
  • Sayang sekali, walaupun semua produk dagangan Anda hebat dan sudah terpampang di situs web namun “terendam” jauh di dalam, dan tidak “nongol” di urutan 10 besar atau paling tidak di halaman ke-2 hasil pencarian.
CARANYA?
Buku yang berjudul "GOOGLE IS MY SALESMAN" akan menjawabnya untuk Anda, dan akan membuat Anda CEPAT PENSIUN, ya CEPAT BERHENTI bekerja untuk suatu perusahaan NAMUN CEPAT MENJADI pemilik bisnis yang :
  • bebas macet di jalan
  • bebas kerja di mana saja dan kapan saja
  • bebas finansial
Pastikan Anda memiliki buku ini sebelum kehabisan stok!

Komentar Pujian lain utk buku ini :

“... menggunakan Google dan Yahoo! untuk aktivitas sales dan pemasaran tidak saja menjanjikan efektivitas, tetapi sekaligus juga efisiensi.”
--- NINOK LEKSONO
Direktur & Pemimpin Redaksi Kompas Cyber Media

"Buku GOOGLE IS MY SALESMAN bukan saja memberikan trik dan solusi bagi para pebisnis dalam memanfaatkan mesin cari (search engine), melainkan karena Bob juga telah membuktikan sendiri manfaat dan keunggulannya dalam bisnis yang dilakukannya. Karenanya, layaklah buku ini menjadi perhatian bagi siapa saja yang akan mengambil manfaatkan dari mesin cari, baik bagi kepentingan pribadi maupun bisnis mereka."
Tharsikin Insa, Chief Editor Majalah EbizzAsia

Sebagai seorang pebisnis, selayaknya Anda sudah mulai melirik Google untuk fungsi yang bermanfaat bagi kegiatan bisnis Anda. Pasalnya, kini Google tidak hanya berfungsi sebagai mesin pencari. Lebih dari itu, Google mampu menciptakan keterkenalan atas produk dan jasa Anda dan membuat pasar yang Anda tuju -dalam lingkup global sekalipun- well informed. Oleh karena itu, pemanfaatan Google memungkinkan terjadinya pembesaran order atau pembelian. Lebih hebat lagi, fungsi ini bisa diperoleh tanpa biaya yang besar, bahkan tanpa biaya sama sekali dibandingkan dengan kalau Anda memasang iklan di media konvensional (cetak maupun elektronik) dan bahkan kalau memasang banner di Google itu sendiri. Oleh karena itu, menggunakan Google atau mesin pencari lainnya untuk aktivitas sales dan pemasaran tidak saja menjanjikan efektivitas, tetapi sekaligus juga efisiensi.

Google is My Salesman bukan saja memberikan trik dan solusi bagi para pebisnis dalam mengubah mesin pencari (search engine) menjadi mesin penjual penghasil uang (cash engine), melainkan juga membedah success story Bob Julius Onggo memanfaatkan keunggulam Google dalam bisnis yang dilakukannya. "Ini adalah pengalaman saya bertahun-tahun... Salesman terbaik saya, Google dan Yahoo!, mampu memberikan steady income secara terus menerus lewat incoming buyers... Berkat Google, Yahoo!, dan mesin pencari lainnya, saya dan semua karyawan saya bisa memiliki kehidupan yang lebih dari layak."

Sumber : http://bookoomoo.com/


Plus Minus Belanja Buku Online

Pengadaan buku dan bahan pustaka lainnya merupakan komponen penting dalam kegiatan literasi, pengelola perpustakaan atau taman bacaan masyarakat kerap dihadapkan pada permasalahan klasik pengadaan buku. Keterbatasan Dana untuk pengadaan bahan pustaka berbanding terbalik dengan tingginya tuntutan penambahan dan peningkatan bahan pustaka dengan beragam segmen dan kategori.

TBM Arjuna-pun tak lepas dari permasalahan ini, kami dituntut proaktif untuk mencari referensi yang memadai mengenai bahan pustaka seperti berbagai macam katalog dari sejumlah penerbit. Ada kalanya kami harus masuk ke situs-situs penjaja buku online untuk mendapatkan informasi mengenai jenis buku berikut kisaran harganya.

Belanja Buku online sekarang sangat dimungkinkan, beberapa yang sangat diminati adalah Gramedia Online, Kutu Buku, www.digibookgallery.com dll. Umumnya toko buku online menyediakan lebih banyak koleksi buku baik lokal maupun import, baik dalam bentuk cetak maupun dalam bentuk digital. Pembeli tinggal menentukan dan memesan buku melalui website penjual buku online, mudah bukan?, selain kemudahan akses yang ditawarkan ternyata sistem pembelian buku online menghadapi sejumah kendala yang umumnya dihadapi diantaranya keamanan proses pembayaran dan jaminan pengiriman. Namun secara obyektif kita tidak perlu merisaukan permasalahan ini karena jika kita membuka mata lebar-lebar ternyata banyak juga peminat buku yang lebih menyukai berbelanja buku secara online…Bagaimana dengan kita ?!?!

Komunitas Literasi dan Gerakan Indonesia Membaca

Sejalan dengan makin berkembangnya teknologi informasi, komunitas literasi seakan menemukan media yang subur untuk terus tumbuh dan berkembang. Para pegiat literasi (Pustakawan dan Pustakawati) bisa secara mudah terhubungkan dengan komunitas literasi melalui kemudahan akses media. TBM Arjuna membuka diri dan berupaya terus menjalin komunikasi dengan berbagai komunitas literasi dalam rangka saling bertukar ide kreatif, gagasan dan mencari problem solving atas permasalahan-permasalahan yang secara umum dialami oleh para pegiat literasi.

Berikut ini adalah beberapa komunitas literasi yang bisa kita ikuti :

Komunitas 1001 Buku :

http://groups.yahoo.com/group/1001buku/

Rumah Dunia :

http://rumahdunia.net/

Keberadaan komunitas literasi ini menjadi inspirasi bagi setiap pegiat literasi untuk berkreasi tanpa henti...Mari Dukung dan Sukseskan Gerakan Indonesia Membaca!

Resensi : LASKAR PELANGI (Novel Best Seller Karya Andrea Hirata)


Ini adalah kisah heroik kenangan 11 anak Belitong yang tergabung dalam ”Laskar Pelangi”: Syahdan, Lintang, Kucai, Samson, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Mahar, Flo dan sang penutur cerita – Ikal. Andrea Hirata, yang tak lain adalah Ikal, dengan cerdas mengajak pembaca mengikuti tamasya nostalgia masa kanak-kanak di pedalaman Belitong yang berada dalam kehidupan kontras: kaya dengan tambang timah, tapi rakyatnya tetap miskin dalam kesehariannya.

Ini adalah cerita tentang semangat juang menyala-nyala dari anak-anak kampung Belitong untuk mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan terengah-engah. Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.

Derita sekolah itu tergambar jelas ketika SD Muhammadiyah di kampung miskin itu terancam tutup kalau murid baru sekolah itu tidak mencapai 10 orang. kesebelas anak itulah yang telah menyelamatkan masa depan suar pendidikan yang hampir redup digilas ekonomi.

Kesebalas anak itu memiliki keunikan masing-masing. Diantara 11 anak Laskar Pelangi itu, Lintang dan Mahar adalah 2 diantara yang paling menonjol. Lintang jenius dalam bidang eksakta, Mahar ahli di bidang seni budaya. Mereka seolah mewakili otak kanan dan otak kiri manusia. Lintang memiliki semangat juang yang tiada tara dalam belajar. Dia rela menempuh perjalanan dengan kereta angin sejauh 80 km pergi pulang demi dapat memuaskan dahaga ilmu pegetahuan. Saking semangatnya hingga akan tercium karet terbakar dari sepatunya yang aus digerus pedal sepeda. Jika ada aral melintang di jalan dan terlambat sampai sekolah, tiada masalah baginya, asal dapat menyanyikan lagu ”Padamu Negeri” pada akhir jam pelajaran.

Novel Laskar Pelangi penuh dengan taburan wawasan yang luas bak samudra dari penulisnya yang paham betul tentang ilmu eksakta, seni budaya, dan humaniora. Kita akan dibuat tersenyum geli dari humor kecil yang dilontarkannya, terharu dan bahkan menangis ketika membaca kisah heroik kesebelas anak Laskar Pelangi.

Filicium adalah pohon yang menjadi saksi seluruh drama kehidupan Laskar Pelangi. Pohon itu menaungi sekolah mereka yang hampir roboh. Pohon itu menjadi markas setiap pertemuan mereka: membicarakan soal-soal di sekolah, merancang karya untuk festival 17 Agustus, atau tempat Lintang memberi kuliah tentang ilmu fisika. Pohon itu pulalah yang menjadi saksi kerinduan Ikal pada gadis manis keturunan cina, anak pemillik toko Sinar Harapan yang memiliki jari lentik dan kuku cantik.

Anak-anak Laskar Pelangi itu hidup dalam kebahagiaan masa kecil dan menyimpan mimpi masing-masing untuk hari esok. Tapi siapa yang sanggup melawan sang nasib? Dua belas tahun kemudian, Ikal menyaksikan perubahan nasib teman-temannya yang sungguh diluar dugaan. Sang nasib sungguh menjadi sebuah misteri yang maha gelap. Anak-anak Laskar Pelangi itu boleh punya cita-cita setinggi langit, tapi nasib jualah yang menentukan episode kehidupan mereka selanjutnya. Sang nasib bisa jadi adalah ketiadaan kepedulian pemerintah akan bibit-bibit unggul mutiara anak bangsa yang harus terhempas oleh himpitan ekonomi. Mereka adalah anak-anak harapan bangsa yang terpaksa harus tunduk oleh gilasan nasib yang semestinya bisa diupayakan oleh pemerintah yang punya amanah dan kuasa untuk memajukan pendidikan.

Lintang, sang jenius itu misalnya kini harus terpuruk jadi sopir tronton karena harus menjadi tulang punggung keluarga, menjadi pengganti ayahnya. Tapi Lintang punya jawaban, ” jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah memenuhi harapan ayahku agar tidak jadi nelayan….” Bagi Ikal, kata-kata itu semakin menghancurkan hatinya, ia marah, kecewa pada kenyataan begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi. Ia mengutuki orang-orang bodoh sok pintar yang menyombongkan diri, dan anak-anak orang kaya yang menyia-nyiakan kesempatan pendidikan.

Kekuatan novel ini terletak pada sentilan humaniora tentang pentingnya pendidikan sekolah dan sekaligus kuatnya moral agama. Novel ini wajib baca bagi generasi muda yang terlena dengan gelimang kemudahan ekonomi dan tak lagi kenal jerih payah untuk menggapai masa depan. Novel ini juga wajib baca bagi para pendidik, bagi pemerintah yang selalu alpa pada pentingnya pendidikan. Buah dari kealpaan itu diantaranya adalah, kini kita menjadi bangsa yang sering menjadi bahan olok-olok oleh bangsa lain, karena kita rajin mencetak manusia yang tak punya kualitas.

Kelemahan novel ini, menurut saya, hanya terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya menjadi ekor cerita yang membingungkan. Karena penutur ”Aku” secara tiba-tiba menjadi orang lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah kemubaziran. Sama persis seperti seorang pelukis yang seharusnya berhenti menguaskan catnya pada bidang lukis yang sudah sempurna, tapi kemudian menjadi berantakan karena sebuah goresan yang tidak perlu.

Sumber : Resensi Novel Laskar Pelangi